POLA MAKAN DENGAN MENU B2SA
(BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG DAN AMAN)
Secara umum B2SA adalah susunan makanan untuk
dikonsumsi seseorang sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan
(pagi, siang, dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai
dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli
masyarakat serta aman untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Sumber
Informasi [1]
Cara Menyusun Menu B2SA
Untuk menyusun menu B2SA sehari-hari hal pertama yang
harus diketahui adalah berapakah kebutuhan pangan kita sehari-hari. Kebutuhan
pangan sehari-hari sangat berbeda pada tiap individu karena ditentukan oleh
jenis kelamin, umur, serta aktifitas sehari-hari. Untuk memudahkan, saya
menggunakan kartu putar porsi metri berikut ini:
Sumber
Informasi: [2]
Kebutuhan pangan saya sehari-hari terdiri dari:
1. makanan
pokok sebanyak 4,5 porsi, 1 porsi = 100 gram
2. Lauk
hewani 3 porsi, 1 porsi = 50 gram
3. lauk
nabati 3 porsi, 1 porsi = 50 gram
4. sayuran 3
porsi, 1 porsi = 100 gram setelah dimasak
5.
buah-buahan 5 porsi, 1 porsi = 50 gram
6. gula 2,5
porsi, 1 porsi = 5 gram
7. minyak 4
porsi, 1 porsi = 5 gram
8. air 2
liter
Setelah mengetahui kebutuhan pangan sehari-hari, maka
saya dapat mengatur menu sesuai kebutuhan dan tidak boleh melebihi porsinya.
Saya dapat membagi konsumsi makan saya menjadi 3 kali makan yaitu sarapan,
makan siang dan makan malam. Untuk memudahkan penghitungan jumlah gram,
teman-teman bisa menggunakan timbangan, kalau saya sudah memiliki buku alat
peraga porsi jadi tidak perlu menimbangnya. Di dalam buku tersebut sudah
terdapat beberapa makanan penukar jika pangan yang kita inginkan tidak
tersedia. Berikut contoh menyajikan menu B2SA:
Sarapan
Biasanya saya sarapan dengan mengkonsumsi buah-buahan
sekaligus minum kefir (semacam yoghurt). Satu porsi buah setara dengan satu
buah pisang ukuran sedang. Kemarin saya mengkonsumsi pepaya untuk sarapan
buahnya. Satu potongan besar pepaya sama dengan 100 gram, berarti saya membutuhkan
2,5 potongan besar pepaya (5 porsi) untuk sarapan. Kemudian karena saya
mengkonsumsi kefir yang berasal dari susu sapi maka saya membutuhkan ¾ gelas
kefir (3 porsi) untuk sumber protein hewani karena satu gelas susu sapi = 200
gram. Jadi pada saat sarapan, saya sudah memenuhi seluruh porsi kebutuhan
protein hewani dan buah-buahan.
Sarapan buah
dan kefir
Makan Siang
Karena pada saat sarapan saya tidak mengkonsumsi
karbohidrat, maka pada saat makan siang, karbohidrat harus sudah terpenuhi.
Satu gengam nasi atau satu gelas nasi = 100 gram. Pada saat makan siang saya
membutuhkan lebih banyak karbohidrat. Sehingga saya membutuhkan 2,5 kepal nasi
atau 2,5 gelas nasi (2,5 porsi) sebagai sumber karbohidrat. Untuk sumber
protein nabati saya mengkonsumsi tempe. Dua potong tempe = 50 gram. Sehingga
agar kebutuhan protein nabati disiang hari terpenuhi, maka saya mengkonsumsi 3
potong tempe (1,5 porsi) sebagai sumber protein nabati. Untuk sayuran, saya
lebih senang banyak memakan sayuran di siang hari untuk itu saya mengkonsumsi
sayuran sebanyak 2 porsi. Pada saat makan siang ini saya sudah memenuhi
kebutuhan karbohidrat sebanyak 2,5 porsi, protein nabati sebanyak 1,5 porsi,
dan sayuran sebanyak 2 porsi. Sisa porsi makanan dapat digunakan untuk makan
malam.
Makan siang
dengan tempe dan sayur asem
Makan Malam
Perhitungan makan malam lebih mudah karena hanya
menghitung kekurangan dari porsi total yang sudah dipenuhi pada saat sarapan
dan makan siang. Berdasarkan perhitungan pada saat sarapan dan makan siang,
maka saat makan malam saya membutuhkan 2 porsi nasi, 1,5 porsi protein nabati
yaitu 3 potong tempe dan 1 porsi sayuran yang setara dengan satu gelas sayuran.
Menu di atas merupakan contoh pengaturan simple dengan
membagi waktu makan menjadi 3 yaitu pada saat sarapan, makan siang dan sore.
Teman-teman bisa mengkreasikan sesukanya dengan catatan dalam sehari penuh
kebutuhan porsi makanan harus terpenuhi. Terkadang diantara sarapan dan makan
siang saya senang mengkonsumsi cemilan, nah ini perlu diperhitungkan juga dan
disesuaikan dengan jenisnya apakah sumber karbohidrat, protein atau sayuran dan
buah. Jika saya sudah mengkonsumsi cemilan selingan, maka porsi untuk makan
siang dan makan malam jadi berkurang. Silahkan diatur sesuka hatinya. Akan
lebih baik jika pembagian waktu makan dibagi menjadi 5 seperti gambar di bawah
ini:
Sumber
informasi : [2]
Kelebihan dan Kekurangan Menu B2SA
Pola makan dengan menu B2SA mengajak kita untuk
berkreasi dalam mengatur menu makan sehari-hari tanpa ada batasan tertentu.
Batasan yang ada hanyalah jumlah porsi makanan harus terpenuhi sesuai dengan
jenis kelamin, umur, berat badan dan aktifitas. Porsi makanan tersebut tidak
boleh kurang dan tidak boleh berlebih. Berikut adalah tabel porsi makanan
berdasarkan umur dan jenis kelamin:
Tabel Porsi
Makanan, Sumber informasi: [2]
Contoh
perbedaan kebutuhan pangan antara laki-laki dan perempuan pada umur 19-29 tahun
Namun begitu bukan berarti pengaturan pola makan
melalui Menu B2SA ini tidak memiliki kekurangan. Bagi orang yang serba praktis
hal ini cukup rumit karena kita memerlukan takaran untuk mengatur porsi
makanan. Paling tidak kita memerlukan timbangan untuk mengetahui jumlah porsi
makanan. Seseorang yang melaksanakan pola ini pertama kali akan merasakan kerumitan
dan bisa jadi tidak akan melanjutkan pola makan seperti ini, akan tetapi
apabila sudah terbiasa dan hafal dengan jumlah porsi yang dibutuhkan maka
pengaturan pola makan dengan menu B2SA cukup mudah. Kemudian ada bagian yang
sulit yaitu pemenuhan gula dan minyak. Konsumsi gula mungkin bisa kita
kendalikan, tetapi untuk minyak masih sulit untuk menyesuaikan dengan porsi
yang telah ditentukan kecuali kita memasak sendiri makanannya.
Sumber
Informasi:
[1] Apriani,
A. 2014. Strategi Penyusunan Menu B2SA untuk Keluarga. Pelatihan Pangan
Lokal Berbasis Sumber Daya. Bogor
[2] MWA
Training & Consulting. 2014. Menu Makanan & Jajanan/Kudapan yang
BeragamBergiziSeimbangAman (B2SA). Bogor
Baliwati, Y.
F., Prativi, M. N dan Widyawati, I. K. 2010. Alat Peraga Porsi dalam Ukuran
Rumah Tangga. MWA Training & Consulting. Bogor. 64hal.
IPB dan PT
Sarihusada. 2012. Ayo Melek Gizi. Bogor 107ha
http://evrinasp.com/2015/03/01/pola-makan-dengan-menu-b2sa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar